

Loveusaha – Dalam dunia internasional, orang-orang dengan perbedaan fungsi fisik maupun mental ini biasa disebut dengan disabled people atau penyandang disabilitas.
Akan tetapi, sejak akhir tahun 1990-an, kata ini menarik banyak perhatian karena maknanya yang cenderung kasar.
Kini penamaan orang-orang dengan perbedaan fungsi fisik atau mental bergeser dari dis-ability (ketidakmampuan), menjadi different-ability (orang dengan kemampuan yang berbeda). Kata ini kemudian diserap dalam bahasa Indonesia menjadi difabel.
Masalah ekonomi keluarga yang rata-rata adalah menengah ke bawah, kerap menyertai anak-anak berkebutuhan khusus. Inilah kendala yang selama ini sangat berat dirasakan oleh keluarga mereka.
Oleh sebab itu, makin dibutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang mempunyai rejeki dan kemampuan berlebih untuk turut serta meringankan beban hidup mereka.
Kekhususan yang dimiliki oleh anak-anak seharusnya tidak menjadi batasan bagi mereka untuk mengembangkan bakat dan potensi untuk berkarya secara nyata.
Merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial dengan memberikan kesempatan anak difabel bekerja di kantor loveusaha.
Hilla seorang anak difabel yang bekerja di kantor loveusaha mengaku senang diberikan kesempatan tersebut sehingga dia bisa berkarya dengan bekerja.
“Kami sangat berterima kasih kepada loveusaha yang telah memberi kesempatan anak – anak kami untuk bekerja disini,” ujar bu Umi, guru pendamping Hilla di sekolah Yayasan Putra Pancasila, Kedungkandang kota Malang.
“Semoga hal ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman mereka, serta terbiasa berinteraksi dengan masyarakat umumnya,” lanjut bu Umi ketika menitipkan anak didiknya tersebut. (hr)
Be the first to comment