Loveusaha – Kosmetik dan kulit ataupun wajah adalah pasangan ysng tidak terpisah. Karena wajah mulus dan putih kini menjadi dambaan setiap kaum hawa.
Dengan kosmetik itulah, ia berusaha memuluskan kulit dan mempercantik wajahnya, Tetapi berapa banyak wanita yang melakukan berbagai cara untuk memenuhi keinginan tersebut, termasuk dengan menggunakan krim wajah tanpa izin BPOM.
Padahal kandungan berbahaya seperti merkuri dan hidrokunion bisa saja terdapat di dalamnya. Alih-alih terlihat lebih cantik dan putih, seseorang bisa mengalami penyakit kulit.
Mahasiswa Alumni Unair yaitu Nilam Andriyani, Miftakhul Jannatin, Hestin Dwi Anjarwati, serta Hartono melakukan penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 tentang kandungan hidrokunion di dalam kosmetik.
Baca juga : https://www.loveusaha.com/berita/edamame-mitratani-27-goes-international/
Karena banyaknya krim wajah yang dijual bebas di masyarakat hingga muncul ide Noni-Kit. Penelitian ini dilakukan oleh Nilam dan tiga temannya dalam bentuk tim. Ke empat orang ini memiliki peran berbeda-beda dalam melakukan pengembangan dan pemasaran produk.
Meskipun tidak memiliki basic dan pengalaman dalam dunia usaha dan pemasaran, usahanya pun menjadi lahan pembelajaran dan mencari pengalaman berbisnis.
Ia pun sangat yakin bahwa produknya akan bermanfaat dan laku di pasaran, karena test kit hidrokunion masih belum ada di Indonesia maka Nilam dan tim mematenkan produk Noni-Kit nya.
Pada gelaran PIMNAS yang diadakan di Bogor, ada sebuah perusahaan kosmetik yang sedang mencari produk yang bisa membantu dalam pembuatan kosmetik dan aman bagi konsumen.
Mendengar hal ini Nilam pun bekerjasama dengan pemilik perusahaan tersebut. Selain itu, Noni-Kit juga memasarkan produknya melalui Instagram.
Produknya ia banderol sekitar Rp. 35.000 secara eceran, akan tetapi konsumen bisa membeli dengan harga grosir. Dari sini, Nilam dan teman-temannya memiliki omzet sebesar 8 juta hingga 10 juta perbulannya. (nn)
Be the first to comment